Senin, 10 Januari 2011

SIDANG SANGHA (KONSILI)

Setelah Buddha Parinibbana (543 SM), tiga bulan kemudian atas prakarsa Y.A Maha Kassapa Thera diadakan Sidang Agung Sangha (Sangha Samaya). dengan alasan untuk menyatukan ajaran Buddha yang tersebar di seluruh Jambudipa. sidang sangha ini dilatarbelakangi juga oleh ucapan Bhikkhu Subaddha yang dipandang dapat memecah belah keutuhan ajaran. Dalam kitab Cullavaga disebutkan bahwa bikkhu subadha mrngatakan "jangan bersedih kawan-kawan, janganlah meratap, sekarang kita terbebas dari pertapa Agung yang tidak akan lagi memberitahu kita apa yang sesuai dilakukan dan apa yang tidak, yang membuathidupkita menderita; tetapi sekarang kita dapat berbuat apa yang kita senangi dan tidak berbuat apa yang tidak kita senangi" setelah melalui beberapa pertimbangan maka tercapailah kesepakatan untuk mengadakan sidang sangha.
SIDANG AGUNG I (KONSILI I)
  • Diadakan pada tahun 543 SM (3 bulan setelah bulan Mei), berlangsung selama 2 bulan
  • Dipimpin oleh YA.Maha Kassapa dan dihadiri oleh 500 orang Bhikkhu yang semuanya Arahat.
  • Sidang diadakan di Goa Satapani di kota Rajagaha.
  • Sponsor sidang agung ini adalah Raja Ajatasatu.
Tujuan Sidang:
  • Menghimpun Ajaran Sang Buddha yang diajarkan kepada orang yang berlainan, di tempat yang berlainan dan dalam waktu yang berlainan.
  • Mengulang Dhamma dan Vinaya agar Ajaran Sang Buddha tetap murni, kuat, melebihi ajaran-ajaran lainnya. Y.A. Upali mengulang Vinaya dan Y.A. Ananda mengulang Dhamma.
Kesimpulan/Hasil Konsili I:
  • Sangha tidak akan menetapkan hal-hal mana yang perlu dihapus dan hal-hal mana yang harus dilaksanakan, juga tidak akan menambah apa-apa yang telah ada.(menetapkan vinaya)
  • Mengadili Y.A. Ananda karena :
  1. Tidak memohon agar Sang Buddha hidup selama satu Kalpa
  2. Mengijinkan/Mengusulkan kepada Buddha agar wanita bisa masuk ke dalam sangha
  3. Tidak menanyakan 10 vinaya kecil yang boleh dihapus
  4. Mengijinkan Umat awam untuk menghormat lebih dulu kepada jenazah Sang Buddha
  • Memberikan hukuman brahmadanda (pengucilan) kepada Bhikkhu Chana
  • Agama Buddha masih utuh.(menetapkan sutta)
Keterangan : sebelum sidang dilaksanakan bhikkhu Ananda belum mencapai arahat, tetapi beliau merupakan pembantu tetap Buddha selama 25 tahun jadi dipandang mengetahui lebih dari separo ajaran Buddha. merasa malu karena menjadisatu-satunya peserta yang belum mencapai arahat dengan status sebagai bhikkhu yang selalu mendampingi buddha maka beliau berlatih tekun untuk segera mencapai arahat sehingga pada malam menjelang sidang dimulai bhikkhu Ananda karena ketekunan dan didorong semangat beliau mencapai tataran Arahat.

SIDANG AGUNG II (KONSILI II)
  • Diadakan pada tahun 443 SM (100 tahun sesudah yang I), berlangsung selama 4 bulan. 
  • Latar belakang : dikarenakan ada sekelompok Bhikkhu yang ingin merubah vinaya dengan menghilangkan 10 vinaya kecil yang disebutkan bhikkhu Ananda boleh dirubah pada sidang Sangha I
  • Dipimpin oleh YA. Revata dan dibantu oleh YA. Yasa serta dihadiri oleh 700 Bhikkhu.
  • Sidang diadakan di Vesali
  • Sponsor sidang agung ini adalah Raja Kalasoka.
Tujuan Sidang:
  • Menyatukan Sekelompok Bhikkhu Sangha (Mahasanghika) yang menghendaki untuk memperlunak Vinaya yang sangat keras (tetapi gagal).
Kesimpulan/Hasil Konsili II:
  • Kesalahan-kesalahan Bhikkhu-Bhikkhu dari suku Vajjis yang melangggar pacittiya dibicarakan, diakui bahwa mereka telah melanggar Vinaya dan 700 Bhikkhu yang hadir menyatakan setuju.
  • Pengulangan Vinaya dan Dhamma, yang dikenal dengan nama "Satta Sati" atau "Yasathera Sanghiti" karena Bhikkhu Yasa dianggap berjasa dalam bidang pemurnian Vinaya.
Keterangan: Pada akhir penyelenggaraan Sangha terpecah menjadi dua kelompok, Mahasangika dan Staviravada

SIDANG AGUNG III (KONSILI III)
  • Diadakan pada tahun +/- 313 SM (230 tahun setelah sidang I).
  • Dipimpin oleh Y.A. Tissa Moggaliputta.
  • Sidang diadakan di Pataliputta.
  • Sponsor Sidang Agung ini adalah Raja Asoka dari Suku Mauriya.
Latar Belakang Sidang:
  • Menertibkan perbedaan pendapat yang mengaktifkan perpecahan Sangha.
  • Memeriksa dan menyempurnakan Kitab Suci Pali (memurnikan Ajaran Sang Buddha).
  • Raja Asoka meminta agar para Bhikkhu mengadakan upacara Uposatha setiap bulan, agar Bhikkhu Sangha bersih dari oknum-oknum yang bermaksud tidak baik.
Kesimpulan / Hasil Konsili III:
  • Menghukum Bhikkhu-Bhikkhu gadungan.
  • Ajaran Abhidhamma diulang tersendiri oleh Y.A. Maha Kassapa, sehingga lengkaplah pengertian Tipitaka (Vinaya,Sutta, dan Abhidhamma). Jadi pengertian Tipitaka mulai lengkap (timbul) pada Konsili III.
  • Y.A. Tissa memilih 10.000 orang Bhikkhu Sangha yang benar-benar telah memahami Ajaran Sang Buddha untuk menghimpun Ajaran tersebut menjadi Tipitaka dan perhimpunan tersebut berlangsung selama 9 bulan.
  • Keterangan:
  • Pada saat itu Sangha sudah terpecah dua, yaitu : Theravãda (Sthaviravada) dan Mahasanghika.
  • Sementara itu ada ahli sejarah yang mengatakan bahwa pada Konsili III ini bukan merupakan konsili umum, tetapi hanya merupakan suatu konsili yang diadakan oleh Sthaviravada.

SIDANG AGUNG IV (KONSILI IV)
  • Diadakan pada masa pemerintahan Raja Vattagamani Abhaya (tahun 101 - 77 SM).
  • Dipimpin oleh Y.A. Rakhita Mahathera dan dihadiri oleh +/- 500 Bhikkhu.
  • Sidang diadakan di Alu Vihara (Aloka Vihara) di Desa Matale.
  • Tujuan Sidang:
  • Mencari penyelesaian karena melihat terjadinya kemungkinan-kemungkinan yang mengancam Ajaran-ajaran dan kebudayaan-kebudayaan Agama Buddha oleh pihak-pihak lain.
Kesimpulan / Hasil Konsili IV:
  • Mengulang Tipitaka.
  • Menyempurnakan komentar Tipitaka.
  • Menuliskan Tipitaka dan komentarnya untuk pertama kali di atas daun lontar.dengan tujuan agar generasi mendatang mengetahui kemurnian Dhamma dan Vinaya
  • Keterangan : Konsili ini diakui sebagai konsili yang ke IV oleh sekte Theravãda.

 SIDANG AGUNG V (KONSILI V)

  • Diadakan pada masa pemerintahan Raja Mindon (Birma) sekitar permulaan Abad ke 20 setelah Buddha Parinibbana (1871 M)
  • Tempat penyelenggaraan Sidang yang keempat ini Di Mandalay
Hasil penting dari Sidang Ke lima ini adalah Tripitaka diprasastikan pada 727 lempeng batu marmer. dan diletakkan di bukit Mandalay

SIDANG AGUNG VI (KONSILI VI)

  • Diadakan di Rangoon (sekarang Yangoon, Myanmar) pada tahun 1956 M. Tahun Buddhis 2498 dan berakhir pada 2500.
Hasil dari sidang sangha ini adalah penterjemahan Tri Pitaka ke dalam bahasa Inggis, penterjemahan Tri Pitaka ke dalam bahasa inggris sebenarnya sudah dimulai oleh Pali Text Society pada tahun 1889 di Inggris


Sebagai tambahan pengetahuan 

Pada abad pertama sesudah Masehi, Raja Kaniska dari Afganistan mengadakan Pesamuan Agung di Jaladhar (Kashmir). persidangan ini dihadiri 500 Bhikkhu dari 18 sekte, yang tidak dihadiri oleh kelompok Theravãda. Hasil dari sidang ini belum diketahui dengan pasti apa yang telah diputuskan. Bertitik tolak pada Pesamuaan ini, Agama Buddha mazhab Mahayana berkembang di India dan kemudian meyebar ke negeri Tibet dan Tiongkok. Pada Pasamuan ini disepakati adanya kitab-kitab suci Buddhis dalam Bahasa Sansekerta dengan banyak tambahan sutra-sutra baru yang tidak terdapat dalam Kitab Suci Tipitaka (Pali).


11 komentar: